Energi Untuk Menulis (Menyelesaikan) Novel Lagi

 

Mungkin karena terlalu sering menulis artikel content : yang singkat, praktis, juga karena sebagai tuntutan, saya jadi melupakan beberapa naskah novel.

Ada yang tinggal revisi, ada yang masih belum diselesaikan. Padahal konsep sudah ada, alurnya sudah dibentuk, tinggal dikerjakan. Tapi karena itu tadi, jadi terabaikan.

Sebenarnya novel yang sudah jadi (yang beberapa sudah diajukan ke penerbit dan ditolak) juga dibuat dalam kondisi yang hampir sama sibuknya. Cuma energinya dulu lebih besar.

Dulu, sembari menyelesaikan tugas liputan, kuliah, dan organisasi, ada energi untuk menyelesaikan novel. Energinya begitu kuat, meski sudah larut malam.

Waktu Aliyah, semasa masih menulis dengan bolpoin, juga sempet menulis beberapa novel disela aktivitas sekolah, mengerjakan tugas, ngurus organisasi, dll. Menulis novel terasa syahdu dan memberikan energi tersendiri.

Belakangan, dan mungkin 3 tahun terakhir, energi untuk menulis novel, cerpen, dan apalagi puisi juga berkurang. Setelah menunaikan tugas menulis wajib, termasuk diantaranya menulis artikel content, rasanya sudah capek untuk berada didepan laptop lagi. 

Butuh refreshing, semisal ngobrol santai dengan teman, olahraga, menyiram tanaman, memberi makan kucing, mencuci piring, atau memasak.

Menulis artikel kontent sendiri memang sudah melelahkan. Apalagi kalau sampai 20 artikel per hari. Ya meskipun satu artikel rata-rata tak lebih dari 1 halaman. Tapi proses membaca referensi/sumber artikelnya itu juga butuh waktu.

Memang akhir-akhir ini ada copy writing, atau modifikasi kontent. Tapi itu tidak selalu memuaskan diri sendiri, kecuali kalau hanya money oriented.

Kalaupun ada energi tersisa, biasanya hanya untuk nulis blog seperti ini, atau nulis esai sederhana di Kompasiana.

Tapi ide-ide untuk dituangkan dalam novel atau cerpen sudah beberapa kali berkelindan dikepala. Biasanya, jika tak dicatat, akan menguap begitu saja bersama waktu. Cara paling mudah adalah mencatatnya. Tapi biasanya, mencatat sekarang, tapi dikerjakan sebulan lagi, moodnya sudah beda.

Sekarang ini saya sedang mengumpulkan lagi energi untuk menulis novel kembali. Membiasakan membaca novel, yang sempat terlalaikan karena seringnya membaca artikel di internet. Ngobrolin tentang novel dengan komunitas penulis, hingga melakukan meditasi pribadi untuk mendapatkan mood menulis novel.

Saya masih belum tahu, apakah akan menyelesaikan yang sudah ada, atau membuat yang baru. Tapi keduanya sudah ada dalam fikiran. Tinggal memilih salah satunya. (*)

Blitar, 19 Agustus 2016
A Fahrizal Aziz

Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger dan Aktivis Literasi

Post a Comment

Tinggalkan jejak kamu lewat komentar di bawah ini. Terima kasih sudah membaca. Salam hangat

Previous Post Next Post

Contact Form